Sekilas Tentang Masjid An - Nur Pare

Sekilas Tentang Masjid An – Nur Pare



Bagian depan masjid An - Nur
                Masjid Agung An – Nur merupakan salah satu masjid kebanggaan umat Islam di Pare. Masjid yang diresmikan tanggal 01 Februari 2004 oleh Bupati Kediri, Ir.H.Sutrisno ini terletak di Jl. Matahari no.2, Pare, Kabupaten kediri. Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga dipakai sebagai tempat syiar agama Islam di Pare.
Proses Pembangunan
            Masjid An – Nur dibangun pada tahun 1996 di atas tanah seluas 4 hektare. Pembangunan masjid ini sempat terhenti pada tahun 1997 kerena krisis moneter, namun akhirnya dapat terselesaikan dengan menelan biaya sebesar Rp. 200 miliar. Biaya tersebut termasuk besar untuk sebuah masjid namun, menjadi wajar bila ditengok dari megahnya bangunan masjid. Nama masjid ini diambilkan dari nama Kyai Nurwahid, pejuang Islam terkenal di Pare yang dimakamkan di Desa Tulungrejo, Pare.
Arsitektur Masjid
Kolam dan Tiang Penerangan
di depan luar
            Seperti kebanyakan masjid di Pulau Jawa, masjid ini juga menggunakan arsitektur khas Jawa yang dapat dilihat dari bentuk atap tajug untuk bangunan induk dan atap joglo untuk bangunan tempat masuk. Agar terkesan ekspresif, atap tajug dirancang berbentuk piramid di bagian atasnya, dengan kemiringan sudut yang dipertajam sedemikian rupa, sehingga diperoleh kesan atap menjulang ke langit. Bangunan seperti itu konon, telah dikenal sejak masa Kerajaan Kahuripan dan Doho.
Dalam arsitektur tradisional Jawa, biasanya atap tajug atau joglo ditunjang 4 soko guru. Pada Masjid An-Nur, setiap soko guru itu digandakan menjadi empat soko guru. Keempat soko guru ini disatukan oleh balok pengikat yang saling bersilangan di tengah dengan arah miring ke atas dan bersatu di titik puncak persilangan. Pada titik inilah balok pendukung space frame yang digunakan untuk konstruksi atap itu bertumpu. Struktur space frame dipilih untuk kerangka atap bertujuan untuk memberi kesan ringan yang diekspresikan oleh rerangka space frame tersebut, yang sengaja tidak ditutup dengan plafond, sehingga kontras dengan kesan kokohnya susunan balok dan soko-soko guru pendukungnya.
Masjid An - Nur dilihat dari
parkiran motor
Rancangan masjid ini diilhami oleh John Portman, arsitek asal Amerika Serikat. Salah satu elemen bangunan yang paling menonjol adalah kolom – kolomnya. Kolom yang ‘ dibengkokan ’ (exploded column), yang didalamnya dikosongkan dan difungsikan khususnya untuk sirkulasi antar ruang dan tangga yang meghubungkan lantai bawah dengan lantai atas. Kolom inilah yang digunakan perancang untuk kolom – kolom masjid bagian luar, dengan tujuan untuk memberi proporsi yang sesuai dengan jarak kolom yang membentengi tiga traffee bagian luar. Selain itu juga memberikan tampilan yang kontras antara kolom lingkar yang kokoh dengan bidang dinding kaca lebar yang transparan di lantai satu. Bidang dinding kaca ini diperlukan untuk memberi kesan bebas pada para jamaah dari dalam masjid yang ingin melihat ke taman di luarnya.    
Pada bagian depan masjid, terdapat halaman yang sangat luas. Pada halaman masjid ini, terdapat sebuah kolam dan beberapa pilar sebagai penerangan. Sayangnya, kolam tersebut sudah tidak berfungsi dan ditimbun oleh tanah. Entah apa tujuan penimbunan tersebut tetapi yang jelas, hal tersebut sangat disayangkan mengingat kolam tersebut merupakan salah satu daya tarik jamaah yang datang ke masjid ini.
Penghargaan
            Walaupun tidak terletak di kota besar, Masjid An – Nur Pare termasuk salah satu masjid yang pernah mendapat penghargaan Internasional. Ya, penghargaan tersebut didapat karena berhasil meraih Juara Pertama Sayembara Internasional untuk kategori Perancangan Arsitektural Masjid, termasuk pemanfaatan teknologi modern dalam arsitektur masjid pada akhir Januari 1999 lalu. Penghargaan tersebut diberikan oleh Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia dalam rangka memperingati 100 tahun berdirinya Kerajaan Saudi.
Masjid An - Nur dilihat dari Jl. PK Bangsa 
            Maka, tidak mengherankan jika Masjid An – Nur Pare menjadi kebanggaan umat muslim. Tidak hanya muslim di Kec. Pare melainkan umat muslim seluruh Kab. Kediri bahkan mungkin seantero Nusantara. Semoga umat muslim di Pare semakin meningkatkan kualitas ibadahnya, amiiin.  


(13/11/2016)

















No comments

Powered by Blogger.